
HARI KESEHATAN MENTAL2025 : Kesehatan Mental di Tengah Situasi Dunia yang Bergejolak
Hari Kesehatan Mental Sedunia 2025 diperingati di Tengah berbagai kondisi ketidakstabilan global. Kondisi ini yang berdampak langsung pada kesehatan mental masyarakat. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2021, sekitar 14 persen populasi dunia, atau lebih dari satu miliar orang, hidup dengan gangguan mental.
Kita hidup di masa ketika dunia seakan-akan tak pernah benar-benar tenang. Di berbagai belahan bumi, perang masih berkecamuk dan nyawa manusia terus dikorbankan. Ketimpangan dan ketidakadilan tetap mengakar dalam sistem sosial dan ekonomi.
Sementara itu, krisis lingkungan terus memburuk. Gelombang panas yang ekstrem, badai yang datang di luar musim, panen yang gagal, dan permukaan laut yang terus naik, telah menjadi realitas hari ini.
Kondisi tersebut menciptakan banyak penderitaan kolektif yang tak terperi. Dari desa-desa yang tersapu banjir bandang, kota-kota yang luluh lantak oleh gempa atau serangan militer, hingga jutaan orang yang harus meninggalkan rumah karena konflik atau kerusakan lingkungan, semuanya meninggalkan luka yang dalam.
Di era digital, semua ini tidak lagi jauh dari kita. Kita tidak perlu berada langsung di zona perang atau daerah bencana untuk merasakan dampaknya. Gambar, video, dan laporan tragedi dunia hadir setiap hari di genggaman tangan kita. Memperlihatkan betapa rapuhnya dunia.
Ketidakstabilan global ini berdampak langsung pada kesehatan mental masyarakat. Banyak orang merasa cemas, tidak berdaya, dan terbebani secara emosional.
Di tengah situasi ini, Hari Kesehatan Mental Sedunia 2025 membawa pesan penting: “Akses Layanan Kesehatan Mental dalam Bencana dan Keadaan Darurat.” Tema ini menyerukan agar kesehatan mental mendapat perhatian serius, terutama dalam situasi krisis seperti perang, bencana alam, pandemi, dan keadaan darurat lainnya.